Konsep adalah ide-ide yang abstrak. Peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya keterkaitan secra bermakna antar konsep, sehingga membentuk proporsisi-proporsisi. Proporsisi adalah dua hal atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label (kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti. Sutu peta konsep dalam bentuk yang paling sederhana dapt tersusun atas dua konsep dihubungkan oleh sebuah kata penghubung untuk menyusun suatu preposisi (Winarno, 1997).
Belajar bermakna akan berlangsung bila konsep atau pengertian konsep-konsep diurutkan dari yang paling inklusif secara hierarki ke yang kurng inklusif ampai kepada bagian-bagian atau hal-hal yang khusus, sesuai dengan tujuan diajarkannya, konsep-konsep yang tercakup dalam materi pembelajaran, maka dapat disusun dan dikelompokkan bedasarkan sifat-sifat inklusif, kurang inklusif sampai kepada yang sifatnya paling khusus.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa ciri-ciri peta konsep (Hamsa, 2009), yaitu :
a) Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta konsep siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan bermakna.
b) Suatu peta konsep merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi
c) Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua mempunyai bobot yang sama
d) Hierarki (terurut) dari yang bersifat umum ke konsep yang bersifat khusus
Menggunakan peta konsep dalam proses belajar mengjar sangat bermakna, mudah dipahami dan diingat oleh siswa karena kedalaman materi dan keluasan konsep yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa. Menggunakan peta konsep sebagai metode di dalam proses belajar mengajar sangat membantu siswa baik dalam kelas maupun di luar kelas,seperti di rumah, sebab menurut ahli pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan antara lain : (1) menyelidiki apa yang telah diketahui siswa; (2) menyelidiki cra belajar siswa; (3) mengungkapkan konsepsi yang salah pada siswa; dan (4) alat evaluasi. Dahar (dalam Badrul Wajdi, 2001).
Menurut Hamsa (Bahar, 2009), langkah-langkah pengembangan peta konsep oleh guru yaitu:
a) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan denga bidang umum yang akan diajarkan
b) Memperhatikan adanya fakta-fakta (contoh-contoh) khusus yang penting untuk dipelajari siswa
c) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas
d) Menambahkan berikutnya konsep yang lebih khusus dibaris kedua, melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga da seterusnya
e) Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga dan seterusnya
f) Melengkapi dengan garis penghubung antar konsep sehingga seluruh hierarki meyerupai piramida, jangan lupa menuliskan label penghubung pada garis tersebut untuk menunjukkan keteraturan antar konsep
g) Setelah seluruh peta konsep terbentuk, menandai konsep khusus yang terutama menarik bagi siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa.
Membelajarkan siswa menyusun peta konsep harus secara bertahap. Pertama kali meminta siswa menyusun peta konsep perlu dipilih konsep-konsep yang sudah dikenal. Mula-mula guru dapat mengajar siswa memahami peta konsep sebagai ilustrasi dari suatu kerangka isi bahan pelajaran dengan istilah-istilah yang salin dihubungkan dalam kerangka secara vertikal.
Cara mengenalkan peta konsep kepada siswa adalah dengan memodelkan cara penyusunannya dengan menfokuskan pada konsep-konsep yang jumlahnya terbatas atau lebih sederhana. Agar siswa lebih memahami peta konsep , dapat diajak untuk menyusun peta konsep yang lebih luas atau lebih kompleks. Selanjutnya dapat ditugasi oleh guru untuk menyusun peta konsep secara berkelompok , kenudian guru meminta salah seorang wakil dari tiap-tiap kelompok untuk menampilkan pet konsep yang sudah dibutnya dipapan tulis untuk dikritik secara bersama-sama untuk menghindari miskonsepsi.
Dalam pembelajaran yang menggunakan peta konsep, terdapat beberapa manfaat yang signifikan terhadap pendidikan atau guru dan siswa yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat peta konsep bagi guru
- Membantu guru memahami macam-macam konsep yang terdapat dalam topik yang akan diajarkan dan memperoleh wawasan baru
- Membantu dalam menghindari miskonsepsi oleh siswa
- Guru dapat menentukan topik-topik sains secara jelas
- Membantu untuk melihat keterkaitan logis antar konsep-konsep khusus
- Membantu untuk mengorganisasi urutan kegiatan belajar mengajar di kelas
- Membantu untuk penilaian siswa
- Menggali pemahaman siswa sebelum dilakukan pembelajaran
- Sebagi alat menggalakkan pembelajaran kooperatif
2. Manfaat peta konsep untuk siswa
- Membantu dalam mempelajari konsep-konsep pokokda proposisi, serta membantu dalam menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan yang sedang dipelajarinya
- Membantu mempelajari cara belajar menyusun peta konsep
- Membantu untuk memperoleh wawasan baru
- Membantu siswa menghindari miskonsepsi
- Mengajak siswa belajar kooperatif
(Hamsa, 2009).
3. Bagi pengembang dan perencana kurikulum, peta konsep dapat digunakan untuk memilah konsep-konsep yang penting dan konsep-konsep yang tidak penting.
4. Bagi lingkungan
Peta konsep membantu siswa memahami perannya sebagai pelajar, juga menjelaskan peranan guru serta menciptakan iklim belajar yang saling menghargai antara guru dan siswa. Peta konsep juga membantu huru dan siswa dalam bekerja sama untuk mengatasi informasi-informasi yang keliru atau tidak bermakna. (Hamsa, 2009).